Minggu, 21 Februari 2010

PENGOLAHAN LIDAH BUAYA

A. Minuman dan Makanan
Berbagai macam produk olahan dapat dibuat dari daun lidah buaya dengan berbagai macam cara pengolahan. Berikut ini adalah cara pengolahan daun lidah buaya menjadi minuman segar.
Cara membuatnya :
Pelepah hasil panen disortir kemudian dibersihkan dari kotoran dengan cara dilap dengan kain kering. Setelah itu daun lidah buaya dikupas kulitnya, hati-hati jangan sampai kulit yang berwarna hijau tertinggal tidak terkupas. Kemudian dibuat potongan menyerupai dadu dengan panjang sisi-sisinya 2 cm. Potongan lidah buaya tersebut kemudian diberi garam dan diaduk sampai lendirnya keluar. Bersihkan lendir yang keluar dengan cara mencucinya dengan air bersih, lakukan pencucian 2 – 3 kali. Setelah lidah buaya bersih, kemudian dilakukan perebusan pada air 800C selama 10 menit, kemudian tiriskan.

Pembuatan sirup dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain, sirup dibuat dengan merebus air bersih sampai mendidih, setelah mendidih kemudian dinginkan. Setelah air dingin tambahkan gula pasir sebanyak 700 gram per liter air, asam sitrat 0,5 gram per liter air dan aroma rasa 0,2 cc per liter air (untuk aroma isa mengunakan daun pandan). Campurkan potongan daun lidah buaya tadi ke dalam sirup kemudian tambahkan es batu secukupnya dan minuman siap disantap, rasanya enak dan segar. Dapat pula minuman ini dikemas dalam kantong plastik atau gelas plastik.
Di samping jadi miniman segar, daun lidah buaya juga dapat diolah menjadi cendol, selai, jeli, dodol, serbat, dan teh lidah buaya.

B. Ramuan untuk Obat

1. Penyubur Rambut
Cuci lidah buaya hingga bersih kemudian belah dan ambil lendirnya. Gosokkan lendir lidah buaya tadi secara merata pada kulit kepala sambil dipijit-pijit. Diamkan selama 15 menit. Setelah itu cuci rambut dengan menggunakan shampo sampai bersih. Ulangi cara ini seminggu tiga kali, niscaya rambut akan tumbuh subur dan sehat.

2. Luka bakar
Daun lidah buaya dicuci lalu dikupas, ambil bagian dalamnya. Kemudian tempelkan di bagian tubuh yang sakit.

1. Luka Tersayat
Cuci lidah buaya hingga bersih kemudian belah dan ambil lendirnya kemudian campur dengan bawang putih yang ditumbuk. Tempelkan di bagian tubuh yang luka.

2. Wasir
Daun lidah buaya sebanyak ½ pelepah dibersihkan dari durinya, cuci sampai bersih kemudian lembutkan dengan cara memarutnya. Tambahkan 50 cc air matang dan 2 sendok makan madu kemudian aduk sampai rata lalu saring campuran tersebut. Minum ramuan ini sehari 3 kali.

3. Obat Batuk
Kupas 20 gram lidah buaya lalu potong-potong, tambahkan madu sebanyak 40 cc. Minum ramuan tersebut dua kali sehari, pagi dan sore hari.

4. Obat Penurun Kadar Kolesterol
Bersihkan 30 gram lidah buaya dan 3 buah mengkudu yang matang. Kupas bahan tersebut kemudian dijus dengan menambahkan air secukupnya lalu rebus sampai mendidih. Minum ramuan tersebut selagi hangat dua kali sehari, pagi dan sore.

5. Kencing manis
Cuci pelepah lidah buaya hingga bersih kemudian bersihkan durinya. Potong-potong lalu rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal 1½ gelas. Minum ramuan tersebut 3 kali sehari setelah makan, masing-masing ½ gelas.

6. Obat Asma
Cuci 300 gram daun lidah buaya kemudian diparut, diperas dan disaring. Hasil saringan tersebut langsung diminum dua kali sehari.

CARA BERTANAM LIDAH BUAYA

A. Peralatan Budidaya
Peralatan budidaya lidah buaya yang standar mencakup peralatan berkebun yaitu meteran, cangkul, garpu, parang/sabit, pisau, batu asah, tali rafia, sprayer, ember plastik, timbangan, dan gembor.

Meteran
Meteran merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur luas lahan yang akan ditanami dan mengukur besar bedengan yang akan dibuat.

Cangkul
Alat ini terbuat dari besi baja dengan dilengkapi gagang dari kayu. Cangkul digunakan untuk mengolah tanah, baik untuk membalikan tanah, menggemburkan tanah dan membedengkan tanah, hingga tanah siap untuk ditanami.

Garpu
Seperti halnya cangkul, garpu juga digunakan untuk mengolah tanah yang keras, sebelum penggembuaran dilakukan maka garpu digunakan untuk membalikan tanah untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya yaitu penggemburan.

Parang/sabit
Parang/sabit digunakan untuk membabat rumput sebelum mengolah tanah yaitu untuk membersihkan lahan dari rerumputan yang tumbuh atau untuk menyiang waktu pemeliharaan tanaman.

Batu asah
Untuk kelancaran bekerja, maka alat-alat yang digunakan harus selalu tajam. Untuk menajamkan alat tersebut diperlukan batu asah.

Pisau
Pisau digunakan untuk menyayat pelepah pada waktu panen.

Sprayer
Ada dua jenis sprayer yang biasa digunakan oleh petani yaitu sprayer tangan dan sprayer gendong. Sprayer tangan berkapasitas 0,5 – 2 liter sedangkan sprayer gendong berkapasitas 12 – 17 liter. Untuk menyemprot tanaman yang jumlahnya tidak banyak, cukup menggunakan sprayer tangan, sedangkan untuk menyemprot kebun yang luas digunakan sprayer gendong.

Gembor
Ada berbagai macam gembor yang dapat digunakan, gembor plastik, gembor seng dan gembor alumunium, tapi punya fungsi yang sama yaitu sebagai alat penyiraman tanaman.

Tali rafia
Tali rafia digunakan pada saat mengolah tanah yaitu untuk meluruskan letak bedengan.

Ember plastik
Ember plastik banyak kegunaannya pada proses budidaya tanaman yaitu sebagai wadah untuk mengangkut pupuk, bibit, air untuk menyiram dan rumput hasil penyiangan dan juga dapat digunakan sebagai pot untuk tanaman lidah buaya.

Timbangan
Pada budidaya lidah buaya timbangan dibutuhkan untuk menimbang pupuk dan menimbang hasil panen.

B. Bahan Budidaya
Bahan atau biasa disebut sarana produksi adalah bahan yang digunakan pada budidaya lidah buaya. Bahan tersebut terdiri dari bibit lidah buaya, pupuk, dan pestisida. Kebutuhan bibit bisa berasal dari kebun sendiri atau dibeli dari pedagang bibit tanaman. Untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman tetap baik maka diperlukan pemupukan. Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk organik (kompos atau kotoran hewan) dan pupuk kimia (Urea, SP-36, KCl, dan/atau pupuk daun). Sedangkan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman lidah buaya digunakan pestisida.

C. Alur Budidaya Lidah Buaya
Alur berikut memperlihatkan proses kegiatan budidaya lidah buaya.

PEMBIBITAN - PENGOLAHAN LAHAN - PENANAMAN - PEMELIHARAAN - PANEN - PEREMAJAAN - PASCA PANEN

D. Pembibitan
Pembibitan adalah tempat menumbuhkan dan memelihara bahan tanaman kecil sampai tanaman tersebut siap ditanam di lahan. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membibitkat tanaman lidah buaya yaitu di bedengan dan di kantong plastik (polybag).
Persiapan bedengan pembibitan
Mula-mula tanah diolah dengan mengunakan cangkul sampai gembur. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi bedengan 30 cm dan panjang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lahan.

Bersamaan dengan penggemburan tanah dilakukan pemberian pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 kg per m2 yang dicampur rata. Dapat pula ditambahkan pupuk kimia SP-36 sebanyak 20 gram per m2.
Persiapan polybag pembibitan
Siapkan tanah gembur dan pupuk kandang atau kompos, kemudian campurkan kedua media tersebut hingga rata dengan perbandingan 1:1 yaitu satu bagian tanah dicampur dengan satu bagian pupuk kandang. Dapat pula ditambah pupuk kimia SP-36 sebanyak 50 gram per m3 media.

Penanaman bahan tanam
Bahan tanam yang digunakan pada pembibitan lidah buaya diambil dari anakan yang tumbuh di sekitar tanaman induknya.

Anakan yang diambil kira-kira sebesar ibu jari dengan jumlah daun 3 atau 4 daun pelepah. Anakan tersebut ditanam pada bedengan dengan jarak 25 cm x 25 cm. Untuk pembibitan mengunakan polybag ditanam satu anakan setip polybag, kemudian polybag ditata rapi.

Untuk menjaga supaya bibit tanaman lidah buaya tumbuh baik maka perlu dilakukan pemeliharaan yang meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali apabila tidak turun hujan. Untuk menjaga jumlah bibit yang diharapkan, maka apabila ada bibit yang mati perlu dilakukan penyulaman. Pada pembibitan biasanya tumbuh berbagai macam rumput yang tumbuhnya tidak diharapkan. Supaya rumput tersebut tidak menjadi saingan bibit dalam menyerap unsur hara maka rumput harus disiang dengan cara mencabutnya. Untuk menghindari bibit dari gangguan hama dan penyakit perlu disemprot dengan obat pembasmi hama dan penyakit.

E. Persiapan tanam
Lidah buaya merupakan tanaman perdu yang tinggi batangnya tidak lebih dari satu meter dan mempunyai perakaran yang tidak panjang. Oleh karena itu lidah buaya dapat ditanam di lahan sempit bahkan di teras-teras rumah. Dengan demikian lidah buaya dapat ditanam di lahan maupun pada wadah tertentu seperti pot atau ember.
Untuk penanaman lidah buaya di lahan, perlu disiapkan bedengan penanaman. Persiapan lahan diawali dengan pembersihan lahan yaitu memotong semak-semak dan pohon-pohon jika ada, menggali perakarannya, dilanjutkan dengan menyingkirkan seluruh sisa tanaman tersebut dan bebatuan agar tidak menjadi sumber penyakit dan hama pengganggu tanaman atau menjadi gangguan dalam penyiapan lahan selanjutnya. Lahan digarpu atau dicangkul untuk membalikan tanah, kemudian lahan dibiarkan beberapa hari. Selanjutnya lahan digemburkan untuk memudahkan pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan cara memindahkan tanah pada bagian yang akan dibuat parit ke kiri dan ke kanan parit. Supaya bentuk bedengan lurus, maka digunakan tali rafia yang dibentangkan dari ujung bedengan ke ujung bedengan lainnya. Lebar bedengan dibuat 120 cm dengan tinggi 20 cm dan jarak antara dedengan adalah 40 cm, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahannya.

F. Penanaman Bibit
Setelah bedengan dibentuk kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak antara lubang dalam satu barisan tanam adalah 0,8 meter (dalam satu bedengan terdapat satu baris tanaman). Besarnya lubang tanam 30 cm x 30 cm dengan kedalaman 30 cm untuk penempatan pupuk kandang.
Banyaknya pupuk kandang yang digunakan adalah sebanyak 5 kg per lubang tanam sedangkan pupuk kimia adalah 10 gram Urea, 10 gram SP-36 dan 5 gram KCl, kemudian pupuk tersebut diaduk rata menggunakan cangkul. Supaya barisan tanaman dalam bedengan terlihat rata sejajar, maka pada saat melakukan penanaman kita pasang tali rafia dari ujung bedengan yang satu ke ujung yang lain, tali rafia tepat berada di tengah-tengah bedengan tempat lubang tanam berada. Bibit yang ditanam terlebih dahulu dipilih bibit yang baik yaitu bibit yang seragam dengan ukuran 25 – 30 cm dan tidak sakit, kemudian diambil (berikut tanahnya) dengan hati-hati dari bedengan persemaian atau dilepaskan berikut tanahnya dari polybag pesemaian. Tanam bibit di lubang yang telah disediakan kemudian timbun sampai pangkal batang/leher akar, posisi tanam harus tegak dan searah. Tekan tanah pada saat penanaman agar posisi tanaman tidak berubah lagi saat disiram. Penyiraman dilakukan sesaat setelah penanaman selesai.

Untuk penanaman menggunakan wadah terlebih dahulu harus menyiapkan media tumbuhnya yaitu campuran tanah gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (dua bagian tanah dicampur dengan satu bagian pupuk kandang). Wadah yang digunakan bisa berupa pot, ember plastik atau plastik polybag asalkan volumenya lebih dari 10 liter. Sebaiknya untuk penanaman lidah buaya menggunakan wadah berupa pot atau ember, karena lidah buaya mempunyai umur yang panjang sehingga tidak sering mengganti wadah karena rusak. Isikan media ke dalam wadah dengan ditambahkan 10 gram Urea, 10 gram SP-36 dan 5 gram KCl kemudian campurkan hingga rata. Tanam bibit lidah buaya seperti menanam pada bedengan.

G. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman mencakup kegiatan penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama-penyakit, pembuangan daun-daun yang busuk, penyobekan, dan pembumbunan tanaman.
Penyulaman
Apabila di lahan terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik, maka harus segera dilakukan penyulaman dengan tanaman yang baru. Penyulaman ini dapat dilakukan 1 – 3 minggu setelah tanam supaya tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman yang lain.

Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit pendederan yang sengaja ditinggalkan di pembibitan untuk cadangan. Penyulaman dapat terus dilakukan selama masih mempunyai bahan tanam yang seumur dengan tanaman di lahan.

Penyiraman
Penyiraman merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman lidah buaya. Salah satu tujuan penyiraman adalah mengganti air yang hilang akibat diserap tanaman atau penguapan. Penyiraman lidah buaya diberikan berdasarkan kondisi media tanam. Jika lidah buaya ditanam pada musim hujan, tentu tidak memerlukan kegiatan penyiraman karena air hujan dapat menyediakan air yang cukup untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Sebaliknya jika musim kemarau, kegiatan penyiraman menjadi penting terutama setelah bibit ditanam di lahan. Cara dan banyaknya air penyiraman yang diberikan perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan pengaruh yang tidak baik. Air yang diberikan jangan sampai menggenangi perakaran karena akan mengakibatkan busuk akar. Perlu kita ketahui bahwa tanaman lidah buaya tidak tahan terhadap kelembaban yang tinggi karena akan mengundang penyakit Fusarium yang mengakibatkan busuk akar atau busuk batang yang akhirnya tanaman akan mati.

Cara penyiraman dapat dipilih sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila air penyiraman tersedia banyak, penyiraman dapat dilakukan dengan cara genangan dengan mengalirkan air ke parit-parit. Dengan cara ini diharapkan air dapat meresap secara merata sampai daerah perakaran. Setelah kondisi media cukup lembab air genangan harus segera dibuang. Apabila tanaman lidah buaya yang kita tanam tidak banyak atau penanaman dalam wadah penyiraman cukup dilakukan menggunakan gembor.

Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis tumbuhan pengganggu yang hidup di sekitar tanaman lidah buaya. Tindakan pemeliharaan yang satu ini paling sering dilakukan sebagai kegiatan pemeliharaan rutin. Rumput-rumput yang tumbuh mengganggu di lahan lidah buaya harus dicabut dan dibuang. Rumput-rumput ini tak hanya menjadi pesaing dalam berebut makanan yang berupa unsur hara, akan tetapi dapat juga sebagai sumber bersarangnya hama dan penyakit. Tanaman liar ini perlu dikendalikan secara terus menerus yaitu pada saat rumput masih kecil.

Lidah buaya ditanam dengan jarak tanam yang jelas dan teratur, sehingga penyiangan dapat dilakukan dengan alat cungkir atau sabit. Untuk menghindari terlukanya batang lidah buaya oleh sabit, maka untuk penyiangan di sekitar batang sebaiknya dilakukan tanpa alat dengan cara mencabutnya.
Untuk parit pengairan atau sela antar bedengan yang ditumbuhi rumput, dapat digunakan cangkul.

Pemupukan susulan
Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan memperbaiki kondisi tanah, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menyerap unsur hara dalam jumlah yang cukup. Tanah yang masih subur (kaya akan bahan organik) mampu menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup. Akan tetapi sayangnya tanah yang kaya akan bahan organik sudah semakin jarang, sehingga kegiatan pemupukan harus dilakukan. Ada dua jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk kimia dan pupuk organik. Pupuk kimia adalah pupuk buatan pabrik seperti Urea, SP-36 dan KCl, sedangkan pupuk organik adalah pupuk alami yang terbuat dari sisa-sisa tanaman berupa kompos dan kotoran hewan. Karena lidah buaya banyak digunakan untuk keperluan kesehatan, maka diusahakan untuk menghindari terkontaminasi dengan bahan kimia. Tanaman lidah buaya sebaiknya dipupuk dengan pupuk organik berupa kompos atau kotoran hewan. Memang kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik mempunyai kelebihan yaitu membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami, menambah unsur hara, dan memperbaiki struktur tanah.

Banyaknya pupuk organik yang digunakan tergantung kondisi tanaman dan kesuburan tanah, karena pupuk organik tidak meracuni tanaman, maka lebih banyak lebih baik. Akan tetapi sebagai acuan dapat diberikan sebanyak dua kilogram pertanaman. Apabila memerlukan pupuk kimia tambahan, berikan 20 gram Urea dan 5 gram KCl, masing-masing untuk satu tanaman.

Cara pemberiannya dikubur di sekeliling tanaman yang sebelumnya dibuat larikan kecil. Pemupukan cukup dilakukan 6 bulan sekali.

Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu faktor yang menentukan hasil panen lidah buaya yang berkualitas adalah bagaimana cara mengatasi hama dan penyakitnya. Tanaman akan mudah terserang hama dan penyakit apabila prasarana dan lingkungan sekitar tanaman tidak baik. Selama masa pemeliharaan berlangsung, fasilitas kebun seperti saluran pembuangan air, parit antara bedengan perlu ditata agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Apalagi kalau penanaman dilakukan pada musim hujan. Saluran pembuangan air dan parit harus dapat mengalirkan air hujan atau air irigasi keluar dari areal kebun. Apabila terjadi genangan air yang cukup lama akan berakibat tidak baik bagi tanaman. Akar yang tergenang akan mudah terinfeksi oleh penyakit busuk akar. Agar genangan air dapat dicegah, saluran pembuangan harus dapat menyalurkan air limpahan. Demikian pula lingkungan di sekitar kebun harus selalu terjaga kebersihannya, sehingga terbebas dari rumput sisa penyiangan dan daun lidah buaya yang membusuk. Oleh karena itu, keberadaannya harus selalu terkontrol sehingga dapat segera dibuang atau ditimbun dalam tanah.

Adapun hama yang biasa menyerang lidah buaya di kebun adalah ulat daun dan bekicot. Cara pengendaliannya dapat dilakukan secara fisik dengan membunuh hama yang ditemui. Lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprotkan pestisida, apabila serangan sudah banyak. Gunakan dosis pestisida sesuai dengan anjuran yang tertera pada label kemasan

Sedangkan penyakit yang sering menyerang lidah buaya adalah busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendaliannya adalah dengan menjaga kebersihan dan kelembaban lingkungan kebun. Apabila ada tanaman lidah buaya yang sudah terserang, maka harus segera mencabut dan menimbunnya dalam tanah.

Pembuangan daun busuk
Pembuangan daun-daun yang busuk dan rusak dilakukan sepanjang pemeliharaan tanaman. Kerusakan daun tersebut dapat diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit atau akibat kekeringan.

Pembuangan daun busuk tersebut harus dilakukan secara rutin, dapat juga dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Pembuangan sisa tanaman tersebut jangan sembarangan karena akan menjadi sumber penularan penyakit pada tanaman yang sehat, sebaiknya sisa tanaman itu ditimbun dalam tanah.

Pemisahan anakan
Lidah buaya yang berumur 5-6 bulan, anakan sudah mulai keluar di sekitar tanaman dari batang yang tertimbun. Anakan tersebut harus segera dipisahkan agar pertumbuhan tanaman induknya tidak terganggu.

Pemisahan anakan harus dilakukan secara hati-hati dengan mengunakan pisau tajam agar tidak mengganggu perakaran tanaman induknyanya. Anakan hasil pemisahan ini dapat disemaikan di pembibitan sebagai sumber bibit.

Pembumbunan
Tanaman lidah buaya akan kelihatan tumbuh subur setelah berumur 3 bulan setelah tanam. Akarnya mulai menyebar dan daunnya semakin bertambah baik jumlah maupun besarnya, sehingga akan menjadi beban bagi batang dan perakarannya. Untuk menghindari terjadinya rebah karena terbebani daun, maka tegaknya batang harus diperkokoh dengan cara membumbunnya. Pembumbunan dilakukan dengan memindahkan tanah dari bagian kiri dan kanan barisan tanaman ke sekitar tanaman sedemikian rupa sehingga bedengan tanam akan terbentuk secara teratur. Bekas tanah yang dipindahkan selanjutnya berfungsi sebagai saluran drainase antar bedengan yang dapat menyalurkan kelebihan air dari kebun.

H. Panen
Panen lidah buaya dilakukan terhadap daunnya, sehingga sejak pemeliharaan tanaman kecil sampai tanaman siap dipanen keutuhan daun harus tetap terjaga dari kerusakan. Lidah buaya pertama kali dapat dipanen pada umur 8 – 12 bulan tergantung pada penampakan daunnya. Pada usia ini daun lidah buaya telah mencapai bobot minimal 0,4 kg dengan tebal minimal 2 cm. Keadaan daun ini sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanahnya. Jumlah daun yang dipanen adalah satu atau dua helai yang paling tua yang berada paling bawah. Tidak ada syarat khusus untuk daun lidah buaya yang akan dipanen. Syarat tersebut biasanya disesuaikan dengan tujuan pengolahan selanjutnya. Secara umum daun lidah buaya yang akan dipanen harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Daun tidak cacat atau luka
- Warna daun hijau mulus
- Daun tidak busuk
- Daun mempunyai tekstur keras.

Keutuhan zat yang terkandung dalam lidah buaya sangat dipengaruhi oleh suhu, cahaya dan udara. Daun lidah buaya yang baru dipanen akan mudah busuk apabila kondisi lingkungan tempat penyimpanan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Kondisi ini akan lebih parah apabila daun lidah buaya tersebut luka akibat metode panen yang kurang tepat.
Oleh karena itu cara panen dan kebersihan daun harus mendapat perhatian. Gunakan pisau yang tajam untuk menyayat pangkal daun, yang selanjutnya daun tersebut diputar untuk dipisahkan dari batangnya. Diusahakan lingkar pelepah yang menempel pada batang terkelupas, hal ini untuk memenuhi kriteria yang diminta dan untuk memudahkan pertumbuhan perakaran baru.


I. Pasca panen
Daun lidah buaya dapat langsung diolah untuk kebutuhan obat, makanan atau untuk membuat minuman kesehatan.
Akan tetapi apabila daun lidah buaya akan disimpan untuk beberapa hari, maka daun hasil panen dilap dengan kain bersih kemudian dibungkus dengan kertas koran dan simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari. Hati-hati dalam penyimpanan agar daun tidak terluka atau patah karena akan merusak kualitasnya.

J. Peremajaan
Lidah buaya adalah tanaman yang mempunyai umur panjang, akan tetapi semakin tua akan semakin kurus dan kecil. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu dilakukan peremajaan atau penanaman kembali. Peremajaan biasanya dilakukan pada umur tanaman lima tahun, dimana kondisi batang tanaman sudah tinggi dan sudah banyak tanaman yang rebah. Cara peremajaan adalah dengan memotong batang tanaman, kemudian menanam kembali ke dalam tanah.
Sebelum lidah buaya ditanam, maka tanah tempat penanaman dipersiapkan terlebih dahulu dengan pemberian pupuk organik. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah dan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Setelah peremajaan, daun dapat dipanen kembali setelah tanaman mengalami penyembuhan.

K. Pengaturan Pola Tanam
Karena banyaknya manfaat yang dapat diambil dari lidah buaya sehinga banyak orang menanam lidah buaya dengan berbagai tujuan. Mulai tujuan komersial di lahan luas, sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan sebagai tanaman obat keluarga. Tentu saja lahan yang digunakanpun bervariasi, mulai lahan sempit sampai yang hektaran. Dengan demikian memungkinkan orang untuk mengatur pola tanamnya.

1. Pola tanam monokultur
Menanam satu jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan tertentu disebut monokultur. Pola tanam ini tidak membolehkan ada tanaman lain pada lahan yang sama. Sehingga bila menanam lidah buaya, hanya lidah buaya saja yang ada di lahan tersebut. Pola tanam ini banyak digunakan petani lidah buaya dilahan yang luas yang diusahakan secara komersial. Kelebihan menanam lidah buaya secara monokultur adalah memudahkan perawatan. Jarak tanam yang teratur tentu akan memudahkan pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit.

2. Pola tanam tumpang sari
Pola tanam tumpang sari merupakan penanaman campuran antara tanaman lidah buaya dengan tanaman lain pada lahan yang sama. Pola tanam ini sangat cocok diterapkan pada lahan yang sempit, seperti di pekarangan sebagai upaya memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Hal ini banyak dilakukan pada kebun tanaman obat keluarga. Pada satu lahan terdapat beberapa jenis tanaman tanpa ada tanaman yang dominan.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan di lahan lidah buaya yang luaspun bisa dilakukan tumpang sari. Tanaman lain selain lidah buaya ditanam sebagai tanaman sela untuk memanfaatkan lahan sambil menungu tanaman lidah buaya besar. Jenis tanaman yang ditanampun harus dipilih tanaman yang tidak menaungi tanaman pokok, bisa tanaman sayur seperti kangkung dan sawi atau tanaman obat-obatan.

MENGENAL LIAH BUAYA

A. Sejarah Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya dari Ethiopia. Akan tetapi banyak berkembang di Yunani dan sudah dikenal sejak abad ke-14 SM. Sekarang daerah penyebarannya sudah ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman ini mempunyai nama yang berbeda di masing-masing wilayah, misalnya Filipina : natau, Malaysia : jadam, Francis : aloe, Spanyol : sa’villa, India : musabba, Arab : sabbar, Tibet : jelly leek, dan Indonesia : lidah buaya.
Penyebaran lidah buaya di Indonesia dimulai pada abad ke-17 yang dibawa oleh orang China. Pada awalnya lidah buaya hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan obat pencuci rambut. Sejak tahun 1990 mulai dikembangkan secara besar-besaran untuk bahan baku kosmetik, farmasi, minuman dan makanan.
B. Mengenal morfologi
Tanaman lidah buaya terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akar lidah buaya merupakan akar serabut yang tumbuh ke samping sepanjang 30 – 40 cm. Akar tersebut keluar dari batang yang tertimbun tanah. Tinggi tanaman lidah buaya bervariasi sesuai jenisnya dengan bentuk batang bulat berserat. Pada waktu masih muda batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun yang rapat di sekeliling batang dan sebagian terbenam dalam tanah. Akan tetapi setelah pelepahnya dipanen beberapa kali batang tanaman ini akan terlihat jelas.

Daun yang berwarna hijau dan bergerigi atau duri di sepanjang tepi daunnya mempunyai panjang bervariasi sesuai dengan jenisnya. Bentuknya meruncing ke bagian atas seperti bentuk tombak, mempunyai permukaan yang rata di bagian atas dan cembung di bagian bawah. Daun lidah buaya banyak mengandung air, oleh karena itu tanaman ini tergolong pada tanaman sukulen.

Bunga lidah buaya tersusun melingkar di ujung tangkai yang menjulang vertikal. Warna bunga bervariasi tergantung jenisnya, ada yang kuning, ungu, dan merah tua.

C. Mengenal jenis lidah buaya
Lidah buaya merupakan tanaman sukulen (banyak mengandung air) yang termasuk suku Liliaceae. Ada sekitar 350 jenis lidah buaya yang hidup di dunia yang termasuk suku ini. Akan tetapi yang banyak ditanam hanya beberapa jenis saja, diantaranya adalah Aloe barbadensis Miller, Aloe ferox Miller, Aloe perryi Baker dan Aloe chinensis Baker. Dari jenis-jenis tersebut yang paling banyak dimanfaatkan adalah Aloe barbadensis Miller. Sedangkan lidah buaya yang banyak dikembangkan di Indonesia terutama di Kalimantan Barat adalah Aloe chinensis Baker.

D. Manfaat Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya adalah tanaman yang banyak digunakan untuk bahan baku industri farmasi, kosmetika, minuman dan makanan. Hal ini dikarenakan di dalam lidah buaya terkandung nutrisi yang disebut polisakarida. Zat ini mampu bekerjasama dengan enzym pemecah protein dan asam amino esensial. Dengan demikian polisakarida dapat membantu memecahkan jaringan kulit yang sakit akibat kerusakan dan berperan dalam penggantian sel yang rusak. Selain mengandung polisakarida gel lidah buaya juga mengandung mineral seperti potasium, kalsium, sodium, magnesium, zinc, copper, dan chromium. Disamping itu, juga mengandung vitamin B1, B2, B6 dan vitamin C.
Tidak hanya itu saja, lidah buaya juga dapat menurunkan kadar gula darah, mengontrol tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh, memperlambat penuaan dini, menghilangkan stres, menghilangkan keletihan, menguatkan metabolisme tubuh, menyuburkan rambut, mengurangi asma, dan menghilangkan batuk.
Semakin lengkap saja, selain dapat dimanfaatkan untuk obat dan kosmetika ternyata lidah buaya juga dapat diolah jadi minuman dan makanan seperti jeli, cendol, dodol, selai dan manisan.
E. Syarat Lingkungan
Yang dimaksud dengan syarat lingkungan di sini adalah kesesuaian tempat tumbuh untuk tanaman lidah buaya. Tanaman lidah buaya akan berkembang baik pertumbuhannya di wilayah bersuhu rata-rata 28 - 32oC. Lahan penanaman harus terbuka tanpa ternaungi oleh pepohonan karena lidah buaya perlu sinar matahari penuh. Tanaman ini mempunyai keunggulan yaitu tahan terhadap kekeringan, terutama pada musim kemarau, karena lidah buaya dilengkapi dengan kemampuan menyimpan air dalam daunnya yang tebal. Lidah buaya juga dapat mengurangi penguapan dengan cara menutup stomatanya (mulut daun) disiang hari. Sebaliknya, pada malam hari mulut daunnya akan terbuka untuk menyerap uap air. Akan tetapi lidah buaya ini tidak tahan terhadap kelembaban tinggi atau di daerah yang curah hujannya tinggi, tanaman ini mudah terkena serangan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh cendawan Fusarium sp. Tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi asalkan tanahnya subur, gembur, dan kaya bahan organik, dengan pH ideal 5.5-6. Karena itu, tanaman lidah buaya dapat tumbuh di semua jenis tanah asalkan tanah tersebut tidak tergenang air.